kau, sahabat dari masa lalu
menyeruak dalam tabir sendu
sinar matamu penuh haru
menyentuh lembut dinding jiwaku
sepuluh tahun berlalu
banyak kembang tumbuh dan layu
tanpa kusadar ternyata kau masih di situ
tetap bertahan dan menunggu
kucoba ingat kala itu
ketika aku dan kau masih lugu
bergetar hati ini melihat matamu
bukan takut, tetapi malu
andai kau tahu
sekeranjang suratmu dulu
masih tersimpan rapi di rak buku
ia akan tetap di situ
kini, di awal tahun yang baru
hapus segala sakit dan galau itu
tersenyumlah dan bangkit untukku
hilangkan segala sangsi dan ragu
dari dulu, kau tahu siapa aku
tak banyak yang kumampu
jangankan kapal, perahu tiada aku
pasukanku hanya nyali dan semangat menggebu
kau yang anggun dalam kerudung biru
tegakkan kepalamu
tataplah lekat padaku
melangkah yakin disampingku
temani dan redam aku
atas segala mimpi dan egoku
dengan teduh tutur dan lakumu
dalam merdu lantunan ayat sucimu
ijinkan kali ini aku yang memohon padamu
jadilah ibu untuk anakku
hingga ringkih tubuhku
sampai Izrail menjemputku
Bang Jenggot,
Batavia Darusysyaitan, 02 Februari 2010
: terima kasih sudah mengenalkan dan mengajarkan puisi padaku. tahukah kau, pialamu 10 tahun yang lalu itu yang menginspirasiku.
tapi tetap, aku tak sehebat dirimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar